Sesaat lagi... akan memasuki 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan.... hari-hari dimana salah satu malamnya akan hadir sebagai malam Lailatul Qadr.... semoga kita bisa merasakan.... menggapai malam itu... malam dimana lebih baik dari seribu bulan, subhanallah
mari kita menjemput lailatul qadr
Terjemahan Surat al-Qadr
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkan (al-Qur’an) ini pada Lailatil-Qadr,
2. Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui tentang kebesaran Lailatul-Qadr itu?
3. Lailatul-Qadr lebih baik daripada seribu bulan.
4. Pada Malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Rabb mereka, dengan membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut);
5. Sejahteralah Malam (yang berkat) itu hingga terbit fajar!
Kebaikan Lailatul Qadr
Keterangan tentang lailatul qadr (malam yang mulia) terdapat pada Surat al-Qadr. Allah menyebutkan al-Quran turun pada lailatil qadr [2].
Mujahid berkata, “Rasulullah saw menceritakan seorang dari Bani Israil memanggul senjata untuk berjihad fii sabilillah selama seribu bulan. Cerita itu sangat membuat kaum muslimin kagum. Tiba-tiba Allah menurunkan Surat al-Qadr ini, yang menyebutkan bahwa ibadah pada malam ini lebih baik daripada seribu bulan (R. Ibn Hatim)
Sufyan ats-Tsauri meriwayatkan dari Mujahid, bahwa lailatul qadr yang lebih baik daripada seribu bulan itu adalah beribadah padanya seperti puasa dan bangun malam.
Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang bangun pada lailatil qadr (untuk sholat atau berdzikir) dengan motivasi keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampunkan baginya dosa-dosanya yang telah lalu.” (R. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “... Di dalam bulan Ramadhan ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, maka siapa yang tidak mendapatkannya berarti telah merugi/kecewa.” (R. Ahmad, An-Nasa’i)
Salaamun hiya hatta mathla’il fajr. Asy-Syabi’ berpendapat, salam yang diberikan para malaikat kepada orang-orang yang berada di masjid hingga terbit fajr.
Kapan Waktunya?
Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw bersabda, “Lailatul qadr itu terjadi pada malam yang ganjil 21-23-25-27-29. Dan para malaikat di bumi lebih banyak daripada jumlah kerikil." (R. Ahmad)
Rasulullah saw bersabda, “Tanda lailatul qadr adalah suasana malam bersih hening terang seakan-akan ada bulan, tidak terasa dingin atau panas, dan tidak ada bintang yang dilemparkan kepada setan hingga terbit fajr dan paginya matahari terbit tiada bercahaya panas tajam, seakan-akan bagaikan bulan purnama.”
Apa yang Sunnah Dilakukan di Dalamnya?
Aisyah ra. berkata, “Adalah Rasulullah saw apabila masuk pada malam-malam akhir dari malam 21-30, bangun semalam suntuk dan membangunkan istri-istrinya, dan mengeratkan ikat pinggang (maksudnya tidak berkumpul dengan istri-istrinya).” Ditambahkannya pada hadits yang lain, “Biasanya Rasulullah saw. lebih rajin beribadah pada malam-malam ganjil bulan Ramadhan lebih daripada malam yang lain.” (R. Muslim)
Aisyah bertanya, “Ya Rasulallah, jika aku mendapati lailatul qadr, maka doa apakah yang sebaiknya aku ucapkan?” Jawab Nabi saw, “Bacalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu-anni.” (R. Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibn Majah). Arti doa itu adalah: Ya Allah, Engkaulah Maha Pemaaf, Engkau menyukai pemaafan, maka maafkanlah aku.
Malam turunnya al-Quran dinamai lailatul qadr, sebab al-Quran adalah Kitab Allah yang merupakan rahmat yang besar yang sangat dihajatkan oleh umat manusia. Di dalamnya dijelaskan segala urusan agama, dunia dan akhirat. Karenanya membaca dan menghayati isi al-Quran menjadi ‘amal yang baik dilakukan pada malam-malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan ini.
Disukai untuk tidak banyak berbicara pada saat beri’tikaf. Pada siang hari hendaknya banyak membaca al-Quran, berdzikir dan berdoa. Adapun di waktu malam kerjakanlah Sholat Tarawih, Sholat Tahajjud, berdoa, bermunajat dan ber-istigfar, memohon ampunan kepada Allah swt. Jadikanlah beri’tikaf sebagai momen kita berhijrah kepada Allah. Sesungguhnya aku akan berhijrah kepada Rabb-ku. (QS al-Ankabut:26)
Wa Allahu a’lamu bish shawwab
mari kita menjemput lailatul qadr
Terjemahan Surat al-Qadr
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkan (al-Qur’an) ini pada Lailatil-Qadr,
2. Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui tentang kebesaran Lailatul-Qadr itu?
3. Lailatul-Qadr lebih baik daripada seribu bulan.
4. Pada Malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Rabb mereka, dengan membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut);
5. Sejahteralah Malam (yang berkat) itu hingga terbit fajar!
Kebaikan Lailatul Qadr
Keterangan tentang lailatul qadr (malam yang mulia) terdapat pada Surat al-Qadr. Allah menyebutkan al-Quran turun pada lailatil qadr [2].
Mujahid berkata, “Rasulullah saw menceritakan seorang dari Bani Israil memanggul senjata untuk berjihad fii sabilillah selama seribu bulan. Cerita itu sangat membuat kaum muslimin kagum. Tiba-tiba Allah menurunkan Surat al-Qadr ini, yang menyebutkan bahwa ibadah pada malam ini lebih baik daripada seribu bulan (R. Ibn Hatim)
Sufyan ats-Tsauri meriwayatkan dari Mujahid, bahwa lailatul qadr yang lebih baik daripada seribu bulan itu adalah beribadah padanya seperti puasa dan bangun malam.
Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang bangun pada lailatil qadr (untuk sholat atau berdzikir) dengan motivasi keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampunkan baginya dosa-dosanya yang telah lalu.” (R. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “... Di dalam bulan Ramadhan ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, maka siapa yang tidak mendapatkannya berarti telah merugi/kecewa.” (R. Ahmad, An-Nasa’i)
Salaamun hiya hatta mathla’il fajr. Asy-Syabi’ berpendapat, salam yang diberikan para malaikat kepada orang-orang yang berada di masjid hingga terbit fajr.
Kapan Waktunya?
Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw bersabda, “Lailatul qadr itu terjadi pada malam yang ganjil 21-23-25-27-29. Dan para malaikat di bumi lebih banyak daripada jumlah kerikil." (R. Ahmad)
Rasulullah saw bersabda, “Tanda lailatul qadr adalah suasana malam bersih hening terang seakan-akan ada bulan, tidak terasa dingin atau panas, dan tidak ada bintang yang dilemparkan kepada setan hingga terbit fajr dan paginya matahari terbit tiada bercahaya panas tajam, seakan-akan bagaikan bulan purnama.”
Apa yang Sunnah Dilakukan di Dalamnya?
Aisyah ra. berkata, “Adalah Rasulullah saw apabila masuk pada malam-malam akhir dari malam 21-30, bangun semalam suntuk dan membangunkan istri-istrinya, dan mengeratkan ikat pinggang (maksudnya tidak berkumpul dengan istri-istrinya).” Ditambahkannya pada hadits yang lain, “Biasanya Rasulullah saw. lebih rajin beribadah pada malam-malam ganjil bulan Ramadhan lebih daripada malam yang lain.” (R. Muslim)
Aisyah bertanya, “Ya Rasulallah, jika aku mendapati lailatul qadr, maka doa apakah yang sebaiknya aku ucapkan?” Jawab Nabi saw, “Bacalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu-anni.” (R. Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibn Majah). Arti doa itu adalah: Ya Allah, Engkaulah Maha Pemaaf, Engkau menyukai pemaafan, maka maafkanlah aku.
Malam turunnya al-Quran dinamai lailatul qadr, sebab al-Quran adalah Kitab Allah yang merupakan rahmat yang besar yang sangat dihajatkan oleh umat manusia. Di dalamnya dijelaskan segala urusan agama, dunia dan akhirat. Karenanya membaca dan menghayati isi al-Quran menjadi ‘amal yang baik dilakukan pada malam-malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan ini.
Disukai untuk tidak banyak berbicara pada saat beri’tikaf. Pada siang hari hendaknya banyak membaca al-Quran, berdzikir dan berdoa. Adapun di waktu malam kerjakanlah Sholat Tarawih, Sholat Tahajjud, berdoa, bermunajat dan ber-istigfar, memohon ampunan kepada Allah swt. Jadikanlah beri’tikaf sebagai momen kita berhijrah kepada Allah. Sesungguhnya aku akan berhijrah kepada Rabb-ku. (QS al-Ankabut:26)
Wa Allahu a’lamu bish shawwab
said kangean
sumber bacaan
1. Ibn Katsir, Tafsir Surat al-Qadr
2. An-Nawawi, Riyadhush Shalihin, Bab Keutamaan Bangun, Lailatul Qadri dan Keterangan Malam yang Dapat Diharapkan Jatuhnya
3. Raghib as-Sirjani dan Muhammad al-Muqaddam, Madrasah Ramadhan, Penerbit Aqwam Jembatan Ilmu, 2006